Wednesday, April 15, 2020

Bayan Masturat

Di awal bayan, seorang syech  mengatakan bahwa sudah sepatutnya kita amat bersyukur dengan nikmat yang Allah SWT sudah berikan pada kita saat ini yaitu nikmat hidayah. Karena dengan hidayah ini, kita bisa mengenal Allah SWT sebagai Rabb kita, sebagai Tuhan kita. Tanpa hidayah, mungkin kita akan menjadikan batu sebagai Rabb kita, pohon sebagai Rabb kita, atau kita menjadikan benda-benda disekitar kita sebagai maksud hidup kita.
semoga Allah mengekalkan hidayah dalam diri kita….
 Bersyukur kepada Allah karena Allah SWT telah mengisi hati kita dengan kalimat yang lebih berat daripada bumi dan langit, yaitu kalimat ” Laa ilaaha illa Allah “
 Maksud Allah SWT mengisi hati kita dengan kalimat ” Laa ilaaha illa Allah” yaitu Allah SWT ingin agar kita menafikkan seluruh keyakinan-keyakinan kita kepada makhluk, benda atau asbab-asbab yang lain dari dalam hati kita dan yakin hanya kepada Allah SWT..
 Allah SWT tak ingin disandingkan dengan kebendaan di hati kita. Coba bayangkan, adakah seorang Raja yang mau duduk di kursi kerajaannya dengan benda lain? Allah SWT akan murka jika Dia disandingkan dengan makhluk atau kebendaan di dalam hati kita
 Allah SWT sangat menginginkan agar dalam hati kita tidak ada keyakinan bahwa makanan itu bisa menghilangkan lapar atau air dapat menghilangkan kedahagaan, melainkan kita yakin bahwa hanya Allah SWT lah yang bisa menghilangkan rasa lapar, hanya Allah SWT yang bisa menghilangkan dahaga kita, hanya Allah yang bisa menyembuhkan dan hanya Allah yang bisa memberikan kebahagiaan
 Allah SWT telah menghantar para anbiya ‘alaihissalam termasuk Rasulullah SAW ke bumi untuk usaha mengajak manusia yakin kepada Allah SWT, memasukkan kebesaran Allah SWT ke setiap hati-hati kita..
Kemudian syech mengisahkan tentang kisah Nabi Musa a.s ketika sedang mendapatkan tarbiyah dari Allah SWT, tarbiyah ketika Allah SWT mengajarkan tentang kebesaran-Nya untuk hati nabi Musa a.s
Ketika itu, Allah SWT bertanya, ” apa itu yang ada di tanganmu, Wahai Musa? “, lalu dengan ke-takjub-an nya nabi Musa a.s pada tongkatnya, nabi Musa a.s pun menjawab, ” ini adalah tongkatku “
Ucapan ” ku ” dalam kata ” tongkatku ” membuat Allah SWT tidak suka. Terlebih lagi ketika nabi Musa a.s membangga-banggakan betapa banyak fungsi yang dia dapatkan dari tongkatnya itu. Mulai dari menjadi tempat tumpuan badan, memukul dedaunan di pohon agar menjadi makanan kambing-kambingnya, dan yang lainnya. Sehingga akhirnya, Allah SWT meminta nabi Musa a.s melempar tongkat yang ia banggakan itu dan mengubah tongkat itu menjadi ular yang sangat besar.
Allah SWT tak hantar para anbiyaa a.s untuk mengajarkan umatnya menjadi umat yang pandai membuat baju besi, atau pandai membuat perahu, atau kepandaian lainnya. Tujuan Allah SWT hantar para anbiyaa a.s pada umatnya hanya untuk mengajarkan kebesaran Allah SWT, untuk mengajak manusia yakin hanya kepada Allah SWT..
syech bilang, kita seharusnya kembali bersyukur karena hidup dengan keadaan sudah beragama. Dikisahkan tentang salah satu sahabat, yaitu Umar bin khattab r.a yang ketika ia menoleh ke kanan ia tertawa dan ketika ia menoleh ke kiri ia pun menangis..
Sahabat yang lain yang melihatnya jadi bertanya-tanya, ” mengapa engkau begitu? “
Umar r.a menjawab,
Dulu, ketika aku belum beragama (Islam).. aku pernah bepergian, sebelum berangkat aku membuat patung “Tuhan” ku dari makanan. Namun di tengah perjalanan, aku lapar.. tak kutemukan ada makanan lain, kecuali patung ” Tuhan” ku itu, lalu.. kumakanlah “Tuhan” ku itu..
itu sebabnya tadi aku tertawa karena mengingat kejadian ini,
Dalam keadaan yang sama, ketika aku belum beragama.. istriku pernah melahirkan seorang anak. Begitu takutnya ia padaku karena ia melahirkan anak perempuan, sehingga ia memperlakukan anakku itu seperti laki-laki. Betapa senangnya hatiku ketika aku mengetahui bahwa aku memiliki anak laki-laki. karena senangnya, aku pernah membawa anakku pergi jalan-jalan,
Ditengah perjalanan, anakku yang berpenampilan seperti anak laki-laki itu, berkata padaku bahwa ia ingin buang air kecil. Disitulah aku mengetahui bahwa anakku sebenarnya adalah perempuan. Tanpa pikir panjang, aku langsung menggali sebuah tanah cukup dalam. Begitu susahnya aku menggali tanah hingga baju dan wajahku penuh dengan debu bercampur tanah. Anakku yang melihat diriku sedang menggali tanah, datang menghampiriku untuk membersihkan keringat dan kotoran-kotoran yang ada di wajahku sampai janggutku juga ia bersihkan…
Tanpa mengetahui apa maksud Ayahnya menggali tanah, Anakku tak bertanya untuk apa aku menggali tanah.. ia hanya sibuk membersihkan wajahku. Tapi.. kebaikan yang ia lakukan padaku tak membuatku mengurung niat untuk menguburnya hidup-hidup..
Aku pun tetap memasukkannya ke dalam lubang itu dan meninggalkannya dalam keadaan ia sedang menjerit-jerit memanggilku…
Itulah sebab mengapa tadi aku menangis…….
Kemudian, syech juga mengisahkan tentang pengorbanan yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW..
Dulu.. sebelum Rasulullah SAW mulai berdakwah, beliau SAW memiliki banyak julukan yang baik-baik. Rasulullah SAW terkenal sebagai pemuda yang dapat dipercaya, jujur, amanah dan sifat-sifat baik lainnya yang memang ada dalam diri Rasulullah SAW. Namun ketika Rasulullah SAW mulai mengerjakan usaha atas agama, panggilan-panggilan itu tak ada lagi… panggilan-panggilan itu bahkan berubah menjadi cacian dan hinaan.. (di kata tukang sihir, majnun dukun banyak sekali julukan yang buruk )
Jika Rasulullah SAW pulang ke rumahnya sehabis mendakwahi ummatnya, tak jarang pakaian yang beliau SAW kenakan itu menjadi penuh debu bahkan terkadang disertai adanya kotoran-kotoran yang dilempari orang2, atau darah yang mengucur akibat dilempari batu.
Pernah suatu ketika, Rasulullah SAW pulang larut malam karena seharian berusaha untuk berdakwah pada ummatnya. Diketuk pintu rumahnya sekali-dua kali tak ada sahutan, lalu dengan membentangkan kain surbannya, Rasulullah SAW pun tidur di luar rumahnya. Ketika pagi menjelang, terkejutlah istrinya, Khadijah r.ha melihat sang suami tertidur diluar. Lantas, Rasulullah SAW pun langsung bangun dan meminta maaf kepada istrinya,
” Maafkan aku. Aku tak mau mengganggu tidur pulasmu, jadi aku tidur disini semalam “
 Subhanallah………………
 syech pun juga mengisahkan tentang pengorbanannya Khadijah r.ha,
Pada suatu hari, Rasulullah SAW pulang ke rumah dan melihat istrinya, Khadijah r.ha sedang sibuk menyusui anaknya, Fathimah r.ha. Betapa terkejutnya Rasulullah SAW, ketika mendapati bukan air susu yang keluar dari istrinya melainkan darah…
 Setelah menenangkan dan menidurkan anaknya, Khadijah r.ha pun mendatangi suami tercinta. Rasulullah SAW meletakkan kepalanya dalam pangkuan istrinya seraya berkata,
 ” Wahai istriku, tidakkah engkau merasa menyesal karena memiliki suami sepertiku? dulu sebelum engkau kunikahi, kau adalah janda terkaya disini, kekayaanmu melimpah ruah, namamu terpandang.. tetapi kini, bahkan untuk menyusui anakmu saja kau harus mengeluarkan darah karena tidak ada apa2 lagi yang kau miliki saat ini… “
 Dengan lembutnya, Khadijah r.ha menjawab,
” Wahai Rasulullah, jika aku nanti mati dan tidak adalagi harta kekayaan sepeninggalku sedangkan engkau ingin pergi berdakwah menyebrangi lautan.. maka galilah kuburanku.. gunakanlah tulang-tulangku untuk menjadi perahumu… “
syech lalu berkata,
Sadarkah kita bahwa saat ini kita berdakwah dengan penuh kemudahan asbab perjuangan-perjuangan para anbiyaa, para sahabat dan sahabiyah.. perjuangan Rasulullah SAW? jika dengan kemudahan-kemudahan ini tetap membuat kita tak mau melanjutkan perjuangan mereka.. apa yang harus kita katakan pada mereka di akhirat nanti?
Apa yang akan kau katakan kepada para janda-janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang syahid karena dakwah di jalan Allah ?
Apa yang akan kau katakan kepada anak-anak yang yatim piatu karena kedua orangtuanya syahid di jalan Allah ?
Apa yang akan kau katakan kepada Rasulullah SAW yang sudah mengorbankan segala-galanya untukmu?
Apa yang akan kau katakan kepada Allah SWT ??
Seandainya usaha atas agama ini terus dilakukan maka Allah SWT akan memberikan keberkahan-keberkahan pada kita. Dari keberkahan semasa hidup hingga keberkahan saat kita sudah mati…
Maka sebaiknya kita azzam dalam diri kita, untuk mengorbankan harta, waktu dan diri kita untuk agama Allah… insya Allah
Subhanallah wa bihamdihi, Subhanakallahumma wa bihamdika Asyhadu Allaailaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaih

No comments:

Post a Comment